Rabu, 23 Maret 2011

Perilaku non verbal serta Tingkatan perasaan Konseli


Berikut ini disajikan beberapa perilaku non verbal yang mengindikasikan adanya suatu perasaan tertentu yang konseli alami
Perilaku non Verbal/ Gerakan Tubuh
Perasaan
Menangis
Sedih, kesal, frustrasi/kecewa
Suara keras/ berteriak
Marah
Suara lembut/ pelan
Takut, sedih
Terdiam sejenak dan membuang nafas
Bingung, depresi, frustrasi
Bicara dengan cepat/ cepat sekali
Gugup, takut, terlalu gembira
Bicara dengan lambat/ lambat sekali
Sedih, depresi
Tertawa
Bahagia, menutupi rasa gugup
Diam membisu
Gugup, depresi, bimbang
Jari-jemari gemetar
Gugup/ tegang, takut
Membuka dan melipat tangan berulang kali
Gugup/ tegang, takut
Mengetuk-ngetuk meja dengan jari
Gugup/ tegang, takut
Mengetuk-ngetukkan kaki ke lantai
Gugup, bosan/ jenuh
Mengayunkan kaki di atas lutut berulang kali
Gugup/ tegang, takut
Menggoyang-goyangkan kaki ke depan-blkg
Tegang, gugup, cemas
Pundak ditarik ke depan, kepala lunglai ke bawah, dan mata tertumbuk ke lantai.
Sedih, depresi
Jari-jemari terkepal siap memukul
Marah, geram
Menggeberak meja
Marah
Menghentakkan kaki ke lantai
Marah
Mengangkat pundak ke telinga
Bingung, merasa tidak tahu.
Tabel 1.Ekspresi dan Perasaan Konseli (Borck & Fawcett, 1982; Haffina, 2007)
Selain itu, berikut disajikan sederet tingkatan dan bentangan perasaan konseli yang mempengaruhi kerangka dan cara kerja pikirannya:
Bahagia
(happy)
Sedih
(Sad)
Marah
(Anger)
Ketakutan
(Scared)
Bingung
(Confused)
Ceria/ Riang
(Joy-ous/ful)
Muram (Depressed)
Geram
(Furious)
Takut/
(Fearfull
Terganggu
(Bothered)
Senang
(Pleased)
lemah harapan (Hopeless)
Jengkel
(Annoyed)
Khawatir
(Afraid)
Ragu-ragu/ Bimbang
(Undecided)
Puas hati
(Satisfied)
Berduka cita
(Sorrowful)
Kecewa
(Frustrated)
Tidak aman
(Unsecure)
Terperangkap
(Trapped)
Gembira
(Delighted)
Murung
(Melancholy)
Gelisah
(Agitated)
Tidak pasti
(Unsure)
Bermasalah
(Troubled)
Senang yang tenang
 (Glad)
Patah hati
(Dejected)
Cemas/kaget
(Dismayed)
Tegang/cemas
(Nervous)
Campur aduk
(Mixed up)
Tabel 2. Pelangi Emosi Manusia (Borck & Fawcett, 1982: Haffina, 2007)
Dibawah ini merupakan tabel mengenai kategori perasaan / tingkatan perasaan konseli
Kategori Perasaan
Tingkat Tinggi
 Tingkat  Sedang
Tingkat Rendah
Senang
Tergila-gila
Mabuk kepayang
Riang gembira
Asyik
Diliputi kesenangan
Bergairah
Merasa hidup
Gemar
Bersemangat
Terkejut
Terheran-heran
Tergoncang
Terbius
Takjub
Terpesona
Tersentak
Tertegun
Tak bergeming
Kaget
Gembira
Bahagia
Bersukacita
Kejayaan
Berkuasa
Fantastis
Senang sekali
Gemar
Lincah
Hebat
Puas
Menyenangkan
Memikat
Kenyang
Mempesonakan
Memuaskan
Terpenuhi
Setuju
Senang hati
Enak
Apresiatif
Mengharapkan
Memuja
Sangat menghargai
Menyembah
Memuliakan
Menjunjung tinggi
Kagum
Menghargai
Menilai

Kasih sayang
Mencintai
Menggilai
Rasa terpesona
Mengharukan
Terpuji
Menyayangi
Akrab
Menyukai
Hangat
Lega
Terhibur
Terbebas
Pelipur lara
Menenangkan
Nyaman
Mencurahkan
Ringan
Tertolong
Mengistirahatkan
Tenang
Tentram
Damai
Ketenangan
Sabar
Mellow
Menentramkan
Lemah lembut
Diam
Tak terganggu
Menderita
Kesakitan
Hati remuk
Tersiksa
Kemalangan
Terluka
Penuh kesukaran
Buruk
Tak enak hati
Menyerah
Takut
Kalut
Amat menakutkan
Kengerian
Terperanjat
Mengerikan
Terancam
Berhati-hati
Ragu-ragu
Gemetaran
Cemas
Khawatir
Bingung
Kacau
Terganjal
Perasaan berbaur
stress
Waspada
Berantakan
Tidak yakin
Sedih
Hilang harapan
Hancur luluh
Menyedihkan
Ngeri
Muram durja
Cemberut
Putus asa
Merasa rendah
Tidak gembira
Marah
Mengamuk
Marah sekali
Pucat karena marah
Merinding
Menggerutu
Jengkel
Sebal
Pengumpat
Dongkol
Jijik
Tidak suka
Benci akan
Menjijikan
Berpikiran buruk
Memuakkan
Kotor
Menentang
Perlakuan kasar
Busuk
Dipermalukan
Menghinakan
Membuat malu
Berdosa
Terhina
Jahat
Terlantar
Penyesalan mendalam
Menyayangkan
Dikasihani
Memalukan
Rendah diri
Bingung
Bodoh
Linglung
Dungu
Otak kosong
Canggung
Tolol
Goblok
Tabel 3. Kategori Perasaan (Carkhuf, 1985: Haffina, 2007)

Jumat, 18 Maret 2011

Penyakit Darah Rendah (Hipotensi)



Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Telah dijelaskan pada artikel sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.

Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.

  • Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah


  • Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.

    Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan tubuh.

  • Penyebab Penyakit Darah Rendah


  • Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

    - Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.

    - Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.

    - Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).


  • Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah


  • Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah renda (hipotensi), diantaranya :

    - Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat

    - Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam

    - Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala

    - Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis

    - Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi penderita.

    Mengenai image masyarakat yang sebagian besar berpikir bahwa dengan mengkonsumsi daging kambing bagi penderita hipotensi dapat meningkatkan tensi darah sebenarnya belum jelas, Namun dibenarkan kalau hal itu akan meningkatkan kandungan haemoglobin (Hb) dalam darah. Sekali lagi harus dipahami bahwa tekanan darah rendah artinya suplai darah tidak maksimal keseluruh bagian tubuh. Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa kandungan Hb sebagai zat pengikat oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang akibatnya penderita bisa pucat (anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak kurang), merasa cepat lelah dan sebagainya.

    Dalam kasus Hipotensi yang benar-benar diperlukan pemberian obat, biasanya ada beberapa jenis obat yang biasa dipakai seperti fludrocortisone, midodrine, pyridostigmine, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), caffeine dan erythropoietin.

    Media Pembelajaran

    A.    PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
    Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
    Banyak batasan tentang media, Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagai medium (Gagne, et al., 1988) atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media. Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
    Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Criticos, 1996; Gagne, et al., 1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya.
    Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.

    B.     FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
    1.      Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar
    Secara teknis, media pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat“sumberbelajar” ini tersirat makana keaktifan, yakni sebagai penyalur,penyampai, penghubung dan lain lain. Fingsi media pembelajaran sebagisumber belajar adalah fungsi utamannya di samping adannya funfsi funfsi lainyang akan kita bahas di dalam makalah ini.
    Seperti telah di singgung di atas, bahwa media pembelajaran adalahbahasanya baru. Maka untuk beberapa hal media pembelajaran dapatmenggantikan fungsi guru terutma sebagai sumber belajar.
    Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul prinsip perinsip pengelolaansumber belajar (1992 : 1-2) menyebutkan bahwa sumber belajar padahakekatnyamerupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan,orang, bahan, alat, tehknik dan lingkungan .yang mana hal itu dapatmempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar dirui seseorang danmungkin memudahkan peroses belajar mengajar.
    Pada usia sekolah terutama setelah menyelesaikan sekolah dasarnya, anakdidik telah mencapai tingkat kecerdasan sosial yang jelas sebagai hasilpengalamannnya dengan keluargannya. Kawan sekolahnnya, kelompokkelompojk keagamaan dan masyarakat. Dan media sosialnnya.

    2.      Fungsi Semantik
    Yakni kemempuan media dalam menambah  perbendaharaan kata (sombol variabel)  yang  makna atau maksudnya benar benar di pahami oleh anak didik.
    Bahasa meliputi lambang (soimbol) dari isi. Yaknoi pikiran atau perasaanyamg keduannya telah menjadi totalitas pesan.yang tidak dapat di pisahkan.Unsur unsur dasar dari bahasa itu adalah ”kata”. Simbol adalah suatu yang digunakan untuk atau uang di pandang sebagai wakil suatu lainnya. Jadi, gambarharimau di pakai sebagai simbo keberanian. Kata hanya akan bermakna bilatelaj di rujukan kepada sejumlah relefan. Manusia lah yang memberi mkanakepada kata pada konteks pendidikan dan pembelajaran. Gurulah yang menjadimakna pada setiap kata yang di sampaikannya.
    Bila simbol simbil kata variabel tersebut hanya merujuk pada benda, makamasalah komusnikasi akan menjadi masalah yang sederhana. Artinga guru tidakterlalu sulit untuk menjelaskan.

    3.      Fungsi Manipulatif
    Fungsi manipulatif ini di dasarkan pada ciri ciri (karakteristik) umumyang sebagai mana tersebut di atas. Berdasarkan karakteristik umum ini, mediamemiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas betas ruang dan waktu. Danmengatasi keternatasan inderawi.
    Pertama, kemempuan media pembelajaran yang mengatasi ruang dan waktu, yaitu :
    a.       Kemampuan media dalam menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya.
    b.      Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat.
    c.       Kemempuan media dalam menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.
    Kedua, kemempuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu :
    a.       Membentu siswa memahami objek yang sulit di amati karena terlalu kecil, seperti molekul, atom, dan sel.
    b.      Membentu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat. Seperti prosesm etem or fos is .
    c.       Membentu siswa dalam memahamiobjek yang membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membeca al qur’an sesuai denan kaidah tajuwid.
    d.      Membantu siswa memahami objek yang terlalu komleks, misalnya menggunakan diagram, peta, dan gerafik.


    4.      Fungsi Psikologis
    a.       Fungsi Atensi
    Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswaterhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yaknisel khusus yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang.Dengan adanya sel penghambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang di anggapnya menarik dan membuan rangsangan yang lainnaya.
    Dengan demikian, media belajar yang tepat guna adalahmediabelajar yang menarik dan memfokuskan siswa. Dalam psikologikomunikasi, fenomena ini terjadi ketika kita memperhatikan rangsangantertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya di sebut perhatiaselektif (selctiv attention).
    b.      Fungsi afektif
    Fungsu afektif yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkatanpenerimaanatau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memilikigejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran.iaberwujud pencurahan perasaan minat, dan sikap penghargaan, nilai nilai,atau perangkat emosi dan kecenderungan kecenderuangan batin.
    Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutandan penerimaan siswa terhadap setimulus tertentu. Sambutan danpenerimaan tersebut berupa kemauan.dengan adannya mediapembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima bebanpelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju pada pembelajaran yangdi ikutinnya. Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapanyakni partisipasi siswa dalam keselurukan peroses pemeblajaran siswasecara suka rela, ini merupakan relaksasi siswa terhadap rangsangan yangdi terimannya. Pabila siswa tersebut di lakukan dengan terus menerus,maka tidak menutup kemungkinan jiwannya melakukan penilaian danpenghargaan terhadap nilai nilai atau norma normayang di perolehnnya.Pada tingkat tertentu nilai nilai atau norma norama itu akan di terimannyadan di yakininnya. Kemudian terjadilah pengorganisasiannilai nilainorma norma, kepercayaan, ide, dan sikap yang menjadi sistem batin yangkonsisten yag di sebut dengan karakteristik.
    c.       Fingsi kognitif
    Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk bentu reperensiyang mewakili objek objek yang di hadapi, baik objek berupa orang, benda, atau kejadian/peristiawa.Objek objek itu di reperensikan atau di hadirkan dalam diri sesorangmelalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam psikologisemuannya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
    Belajar melalui peristiwa seprti darmawisata, ia mempumenceritakan pengalamannya selama melakukan kegiatan itu kepadatemannya. Tempet tempat yang ia kunjungi selama berdarma wisata tidakdi bawa pulang, dirinya sendiri juga tidak hadir di tempat darmawisata itusaat ia bercerita pada temannya tersebut. Tetapi semua pengalamantercatat di dalam benaknya. Dalam bentuk gagasan gagasan dantanggapan tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam katakata yang di sampaikan kepada temannya yang mendengarkan ceritannya.Dengan demikian pengalaman selama berkunjung ke tempat darma wisatadi wakilkan atau di persentasikan dalam betuk gagasan atau tanggapanyang kedua dalam bentuk mental. Jelaslah kirannya, media pembelajaranitu telah andil delam mengembangkan kognitif siswa. Semakin banyak iadi hadapkan dengan obkek objek akan semakin banyak pula pikiran dangagasan yang di milikinya, atau semakin kaya dan luas pikiran kognitifnya.
    d.      Fungsi imajinatif
    Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkanimajinatif siswa. Imajinatif dalam kamus lengkap psikologi adalah perosesmenciptakan objek atau peristiwatanpa pemenfaatan data sensoris.Imajinatif ini mencakup penimbuln atau kereasi objek objek baru sebagairencana di masa mendatang, atau dapat pula mengambil bentuk fantasi(khayal) yang di dominasi kuat sekali oleh pikiran pikiran autisik.
    e.       Fungsi motivasi
    Motivasi merupakan seni yang mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian mitivasi merupakan usah dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan, menggerakkan siswannya untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
    Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Donald O. Hebb (aminnudin Rasyid 2003 : 93) menyebutkan cara pertama dalam arousal dan kedua dalam expectancy. Yang pertama, aurosal adalah suatu usaha guru untuk membengkitkan intrinsic motive siswannya. Sedangkan dengan expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika timbul untuk terpenuhi suatu harapan yang mendorong seseorag untuk melakukan kegiatan. Harapan akan tercapainnya hasrat dan tujuan dapat menjadi motivasi yang ditimbukan guru kedalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa, bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam memahami dan menerima isi pelajaran yaknu melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.

    5.      Fungsi Sosial Kultural
    Fungsi media pembelajaran dilihat dari social cultural, yakni mengatasi hambatan sosio cultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah yang cukup banyak (paling tidak dalam satu kelas berjumlah 40 orang). Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda apalagi dihubungkan dengan adaptasi, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan dari pihalk lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan dilakukan secara sama untuk setiap siswa. Tentunya guru akan menghadapi kesulitan terlebih guru harus mengatasinya sendirian. Apalagi bila latar belakang dirinnya (guru) baik adat, budaya, lingkungan, dan pengalaman yang berbeda dari para siswannya. Hal ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan  menimbulkan  pesepsi  yang  ama.


    C.    JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
    Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
    Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
    Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):


    1.      Media audio
    2.      Media cetak
    3.      Media visual diam
    4.      Media visual gerak
    5.      Media audio semi gerak
    6.      Media visual semi gerak
    7.      Media audio visual diam
    8.      Media audio visual gerak

    Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
    1.      Audio                                         : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
    2.      Cetak                                          : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
    3.      Audio-cetak                               : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
    4.      Proyeksi visual diam                  : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
    5.      Proyeksi audio visual diam        : film bingkai slide bersuara
    6.      Visual gerak                               : film bisu
    7.      Audio visual gerak                     : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
    8.      Obyek fisik                                : Benda nyata, model, spesimen
    9.      Manusia dan lingkungan            : guru, pustakawan, laboran
    10.    Komputer                                   : CAI
    Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).
    Henrich, dkk menggolongkan:


    1.      Media yang tidak diproyeksikan
    2.      Media yang diproyeksikan
    3.      Media audio
    4.      Media video
    5.      Media berbasis komputer
    6.      Multi media kit.


    Media itu sendiri akan diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.
      
    A. Media Visual
    1.      Media yang tidak diproyeksikan
    1. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
    2. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan. 
    3. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
    1)   gambar / foto: paling umum digunakan
    2)  sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan     sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
    3)  diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
    4)  bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
    5)  grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

    2.      Media proyeksi
    a.       Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
    -                    Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
    -                    Membuat sendiri secara manual
    b.      Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

    B. Media Audio
    1.      Radio
    Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
    2.      Kaset-audio
    Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

    C. Media Audio-Visual
    1.            Media video
    Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.

    2.            Media komputer
    Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleuasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.